assalamu'alaikum....

Jumat, 27 Januari 2012

Pendekatan Sosiologis Tentang Ekonomi


PENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI
Tugas Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sosisologi Ekonomi Semester Genap


Disusun oleh:
Noer Komala Sari
Mario Haliandar
Halimatussakdia
Hendrik Priyanto
M. Anwar Zainudin
Dosen :
Bpk. Abas Jauhari, Msi

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
Universitas Islam Negri SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010/1431 H 








A.      Perbandingan Antara Pendekatan Ekonomi Dan Sosiologi
pendekatan adalah cara pandang dalam melihat ekonomi dengan landasan berpikir atau asumsi dari sisi ekonomi atau sosiologi.

1.        Konsep Aktor
Ekonomi sebagai suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan kegiatannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing.Yang dimaksud disini berkaitan dengan semua aktifitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang-barang ataupun jasa-jasa langka.
Titik tolak analisis ekonomi adalah individu. Pendekatan individu dalam analisis ekonomi berakar dari utilitarianisme dan ekonomi politik Inggris. Utilitarianisme mengasumsikan bahwa individu adalah makhluk yang rasional. Sedangkan ekonomi politik Inggris dibangun diatas prinsip”laissez faire, laissez passer”, yaitu biarkan hal-hal yang lain masuk Artinya biarkan individu mengatur dirinya, karena individu tahu apa yang dia mau. Hal ini dikarenakan individu lebih mengetahui tentang dirinya sendiri dari sisi kemampuan,  pengetahuan, keterampilan, jaringan, dan lain sebagainya.
Sedangkan sosiologi mengarahkan perhatiannya pada actor sebagai kesatuan yang dikonsruksi secara social, yaitu”aktor dalam suatu interaksi” atau”aktor dalam masyarakat”. Aktor dalam suatu interaksi adalah individu yang terlibat dalam suatu interaksi dengan individu atau beberapa individu lainnya.  Sedangkan aktor dalam masyarakat adalah individu yang identitas dirinya tidak tampil tetapi tersembunyi dalam suatu kesatuan yang dinamakan masyarakat.
Aktor dalam sosiologi tidak bisa di lihat sebagai individu itu sendiri, tetapi individu yang di hubungkan atau dikaitkan dengan individu lainnya, baik individu sebagai perorangan atau dalam kelompok (masyarakat). Formulasi Weber tersebut menegaskan perbedaan antara ekonomi atau sosiologi. Yang pertama mengasumsikan bahwa aktor tidak dihubungkan dengan aktor lain, sedangkan yang disebut terakhir mengasumsikan bahwa aktor di hubungkan  dan dipengaruhi oleh aktor lain.

2.        Konsep Tindakan Ekonomi
Tindakan yang di lakukan oleh aktor bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan (individu) dan keuntungan (perusahaan). Tindakan tersebut dipandang rasional secara ekonomi. Sedangkan sosiolgi melihat beberapa kemungkinan tipe tindakan ekonomi.. Tindakan ekonomi dapat berupa rasional, tradisional, dan spekulatif-irrasional.
Tindakan ekonomi rasional, mempertimbangkan alat yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ada. Tindakan ekonomi rasional menjadi perhatian baik ekonomi maupun sosiologi. Dua tindakan ekonomi lain yang tidak dilihat oleh ekonomi, tetapi menjadi perhatian sosiologi adalah tindakan ekonomi tradisional dan tindakan ekonomi spekulatif-irrasional. Tindakan ekonomi tradisional bersumber dari tradisi atau konvensi. Sedangkan tindakan spekulatif-irrasional merupakan tindakan berorientasi ekonomi yang tidak mempertimbangkan instrument yang ada dengan tujuan yang hendak dicapai.
      Perbedaan kedua antara ekonomi dan sosiologi adalah memanggap rasionalitas sebagai asumsi, sementara sosiologi memandang rasioalitas sebagai variable. Tindakan ekonomi dapat dilihat sebagai suatu tindakan social selama tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain. Seperti memperhatikan orang lain, saling bertukar pandang, berbincang dengan mereka, dan sebagainya.

3.        Hambatan pada Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi dibatasi oleh selera dan kelangkaan sumberdaya, termasuk teknologi. Sedangkan sosiologi memperhatikan tidak hanya pengaruh kelangkaan sumberdaya, tetapi juga aktor-aktor lain yang akan memudahkan, memperlancar, menghambat, dan membatasi tindakan ekonomi dalam pasar. Tindakan ekonomi biasanya tidak berada dalam di ruang hampa, tetapi secara umum terjadi dalam konteks hubungan social dengan orang lain. Hubungan tersebut tidak hanya sekedar hubungan ekonomi. Pada umumnya perselisihan dalam dunia bisnis bersumber dari ketidakmampuan mempertahankan atau menjaga kepercayaan yang dimiliki dari satu pihak kepada pihak lain. Apabila suatu perselisihan telah terjadi maka akan menghambat terjadinya tindakan ekonomi.

4.        Hubungan Ekonomi dan Masyarakat
Pusat perhatian dari kajian para ekonom adalah pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi. Sedangkan masyarakat dianggap sebagai “sesuatu yang di luar”, dia dipandang sebagai sesuatu yang telah ada (given). Dengan demikian, sosiologi ekonomi selalu memusatkan perhatuan pada:

  • Analisis sosiologis terhadap proses ekonomi
  • Analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dari masyarakat
  • Studi tentang perubahan institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi dari masyarakat

5.        Tujuan Analisis
       Dalam analisis ekonomi lebih cenderung melakukan ramalan tentang masa depan dengan membentangkan kemungkinan kecenderung yang akan terjadi serta menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variable. Sedangkan sosiologi lebih cenderung kepada deskripsi dan ekspalansi, dan sangat jarang melakukan prediksi.

6.        Penerapan Metode
Ekonomi menggunakan metode yang ditunjukkan untuk  penerapan hipotesa dan penggunaan model-model dalam bentuk matematik, oleh karena iru lebih sering menggunakan data resmi (data sekunder) dan tidak mempunyai data sendiri.
Sosiologi menggnakan metode seperti : hermeneutic, etnografi, dan fenomenologi termasuk metode historis dan perbandingan. Para sosiologi lebih sering mencari data sendiri dilapangan.

B.       Teori Sosiologi Sebagai Pendekatan

Teori bukan merupakan tujuan suatu analisis, tetapi merupakan alat untuk memehami kenyataan atau fenomena, dalam hal ini ekonomi. Teori dibedakan dalam empat tingkatan, yaitu dua pada tingkatam makro dan dua pada mikro. Jika analisis dilakukan pada tataran individu/interaksi maka dikenal sebagi teori mikro, sedangkan pada tingkatan struktur maka dikenal dengan teori makro.

1.        Teori Struktural Fungsional
Teori ini menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu struktur. misalnya kemiskinan akan tetap ada sepanjang ia memiliki fungsi. Herbert Gans (1972) menemukan 15 fungsi kemiskinan bagi masyarakat Amerika, yaitu:
a.       Menyediakan tenaga untuk pekerjaan kotor bagi masyarakat
b.      Memunculkan dana-dana sosial (funds)
c.       Membuka lapangan kerja baru karena dikehendaki oleh orang miskin
d.      Memanfaatkan barang bekas yang tidak digunakan oleh orang kaya
e.       Menguatkan norma-norma sosial utama dalam masyarakat
f.       Menimbulkan altruisme terutama terhadap orang-orang miskin yang sangat membutuhkan santunan
g.      Orang kaya dapat merasakan kesusahan hidup orang miskin tanpa perlu mengalaminya sendiri tanpa membayangkan kehidupan si miskin
h.      Orang miskin memberikan standar penilaian kemajuan bagi kelas lain
i.        Membantu kelompok lain yang sedang berusaha sebagai anak tangganya
j.        Kemiskinan menyediakan alasan bagi munculnya kalangan orang kaya yang membantu orang miskin dengan berbagai badan amal
k.      Menyediakan tenaga fisik bagi pembangunan monumen-monumen kebudayaan
l.        Budaya orang miskin sering diterima pula oleh strata sosial yang berada di atas mereka
m.    Orang miskin berjasa sebagai “kelompok gelisah” atau menjadi musuh bagi kelompok politik tertentu
n.      Pokok isu mengenai perubahan dan pertumbuhan dalam masyarakat selalu diletakkan di atas masalah bagaimana membantu orang miskin
o.      Kemiskinan menyebabkan sistem politik menjadi lebih sentris dan lebih stabil
Bagi masyarakat Indonesia korupsi merupakan suatu hal fungsional, dengan mengikuti cara berpikir Gans tentang kemiskinan, dapat di temukan beberapa fungsi korupsi, yaitu:
1.      Katub penyelamat bagi orang yang mempunyai pendapatan rendah
2.      Sarana bagi-bagi (redistribusi) Pendapatan
3.      Cara singkat menjadi kaya
Asumsi Teori Struktural Fungsional
Menurut Pendapat Ralp Dahrendorf tentang asumsi dasar yang dimiliki oleh teori struktural fungsional:

a)        Setiap Masyarakat Terdiri Dari Berbagai Elemen yang Terstruktur Secara Relatif Mantap dan Stabil
Ketika kita melakukan kegiatan atau aktifitas sehari-hari, contoh, ketika anda bangun pagi anda cuci muka lalu shalat subuh lalu beres-beres rumah, mandi, berpakaian, sarapan pagi, lalu nonton televisi, dan ketika menjelang siang anda shalat dzuhur, makan siang, lalu melakukan aktifitas yang lain kemudian anda kuliah sore berangkat ke kampus dan begitulah seterusnya. Orang lain juga melakukan hal yang sama seperti apa yang anda lakukan, tentunya dengan beragam variasi yang ada. Anda tidak bisa melakukan suatu kegiatan sendiri walaupun ada beberapa kegiatan yang bisa anda lakukan sendiri, dimana kita bisa membantu maupun dibantu orang lain. Demikianlah aktifitas anda dalam masyarakat, juga aktifitas orang lain dalam masyarakat. Kegiatan seperti itu anda lakukan secara mantap dan stabil, dari hari ke hari terus bulan ke bulan terus tahun ke tahun, anda rasakan relatif sama, hampir tidak berubah. Perubahan itu akan terasa berbeda pada saat memperbandingkannya dari suatu titik waktu dengan titik lain yang sangat berjarak.

b)      Elemen-elemen Terstruktur Tersebut Terintegrasi dengan Baik
      Jaringan hubungan yang terpola mencerminkan struktur elemen-elemen yang terintegrasi dengan baik. Artinya, elemen-elemen yang membentuk struktur memiliki kaitan dan jalinan yang bersifat saling mendukung dan saling ketergantungan antara satu dengan lainnya, Hubungan itu bersifat saling mendukung dan saling ketergantungan dan membuahkan struktur elemen-elemen terintegrasi dengan baik.

c)      Setiap Elemen dalam Struktur Memiliki Fungsi, yaitu Memberikan Sumbangan pada Bertahannya Struktur itu sebagai Suatu Sistem
      Setiap elemen dalam struktur memiliki fungsi. Misalnya :Disitu anda adalah salah satu dari elemen dari struktur. Seperti telah dikemukakan anda adalah sebagai Guru memiliki tugas dan fungsi sebagai pengajar dan memberi ilmu pengetahuan kepada pelajar. Sedangkan Pak Beman sebagai penjaga sekolah bertugas memberikan berbagai macam pelayanan keamanan di sekolah. Bu Minah sebagai staff administrasi pembayaran yang bertugas memberikan pelayanan terhadap anda menerima gaji bulanan dan juga untuk pembayaran uang sekolah bulanan pelajar. Bu Ijah sebagai penjual makanan bertugas memberikan pelayanan terhadap anda dan pelajar siswa/siswi bila jam istirahat telah tiba. Jadi, semua elemen yang ada mempunyai fungsi. Fungsi tersebut memberikan sumbangan bagi bertahannya suatu struktur sebagai suatu sistem.

d)     Setiap struktur yang Fungsional Dilandaskan pada Suatu Konsensus Nilai di Antara Anggotanya
      Untuk memahami ini mari kita ambil sebuah contoh, yaitu antara anda dengan teman-teman anda. Katakanlah anda sedang mengerjakan tugas makalah yang terdiri dari 3 orang, dimana anda bertugas meringkas atau merangkum beberapa buku setelah itu diambil data-data nya yang penting untuk dijadikan sebuah makalah, teman anda yang pertama bertugas mengetik ringkasan atau rangkuman yang diambil dari beberapa buku, teman anda yang kedua bertugas mengeprint untuk diberikan kepada dosen setelah itu di foto copy untuk diberikan kepada teman-teman anda yang lain. Kesepakatan yang anda buat bersama teman-teman anda merupakan suatu konsensus diantara anda dengan 2 orang teman anda.

2. Teori Struktural Konflik
            Teori structural konflik menjelaskan bagaimana struktur memiliki konflik dan memiliki berbagai elemen yang berbeda. Elemen-elemen yang berbeda tersebut memiliki motif, maksud, kepentingan, atau tujuan yang berbeda-beda pula. Perbedaan tersebut memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi, konflik, dan perpecahan.

Asumsi Teori Struktural Konflik
            Beberapa pendapat Ralp Dahrendorf (1986:197-198) tentang asumsi dasar yang dimiliki oleh teori structural konflik.

  1. Setiap masyarakat, dalam setiap hal, tunduk pada proses perubahan; perubahan social terdapat dimana-mana
Teori ini melihat masyarakat pada proses perubahan yang terjadi karena elemen-elemen yang berbeda sebagai pembentuk masyarakat (struktur sosial) yang mempunyai perbedaan pula dalam motif, maksud, kepentingan, atau tujuan. Perbedaan tersebut menyababkan setiap elemen berusaha untuk mengusung motif atau tujuan yang dipunyai menjadi motif , atau tujuan dari struktur. Apabila sudah menjadi bagian dari struktur maka elemen tersebut cenderung mempertahankan disatu sisi. Sedangkan elemen yang lain berusaha untuk mendapatkannya juga.

  1. Setiap Masyarakat, dalam setiap hal, memperlihatkan pertikaiandan konflik ; konflik social terdapat dimana-mana
Setiap struktur social terdiri dari beberapa elemen yang memiliki motif, maksud, kepentingan, atau tujuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan itu sumber terjadinya pertikain dan konflik diantara berbagai elemen dalam struktur social. Selama perbedaan tersebut masi ada di dalam struktur, maka selama itu pula pertikaian dan konflik dimungkinkan ada. Menurut teoritisi konflik itu semua adalah realitas kehidupan social.

  1. Setiap elemen dalam suatu masyarakat menyumbang disintegrasi dan perubahan.
Perbedaan motif, maksud, kepentingan, atau tujuan dari berbagai elemen merupakan sumber pertikaian dan konflik. Selanjutnya pertikaian dan konflik menyebabkan disintegrasi dan perubahan dalam struktur social.

  1. Setiap masyarakat didasarkan pada paksaan dari beberapa anggotanya atas orang lain.
Menurut teorisi konflik Keteraturan, keharmonisan atau kenormalan dipandang sebagi suatu hasil paksaan dari sebagian anggotanya terhadap sebagian anggota yang lainnya. Misalnya didaerah tempat kita tinggal, terdapat peraturan yang dibuat oleh masyarakat yang memiliki kewenangan untuk merumuskan atau menetapkan suatu aturan perundangan yang wajib untuk dilaksanakan dengan tujuan terciptanya keteraturan, keharmonisan dan kenormalan, maka itu semua harus dilaksanakan  oleh anggota masyarkat yang lain walaupun ada sebagian yang terpaksa melakukannya.


3. Teori Interaksionisme  Simbolis
            Teori ini memahami realitas sebagai suatu interaksi yang dipenuhi berbagai symbol, dalam kenyataanya yang menggunakan symbol-simbol termasuk kedalam interaksi interpersonal. Banyak individu secara aktif mengkonstruksikan tindakan-tindakanya dengan menyesuaikan diri dan mencocokkan berbagai macam tindakan dengan mengambil peran dan komunikasi symbol.

Asumsi Teori Interaksionisme Simbolis
Menurut Turner (1978:327-330) ada empat asumsi dari teori interaksionisme simbolis, yaitu :
a)      Manusia adalah makhluk yang mampu menciptakan dan menggunakan symbol.
Tindakan social dipahami sebagai suatu tindakan individu yang memiliki arti atau makna subjektif bagi dirinya dan dikaitkan dengan orang lain. Proses pemberian arti atau pemaknaan menghasilkan symbol. Seorang yang sedang berinteraksi dengan beberapa orang mereka bisa saja menciptakan atau menggunakan symbol.
Contoh : apabila ada dua atau lebih anak-anak yang sedang bermain di kursi tetapi mereka menganggap bahwa kursi itu sebagai sebuah kendaraan yang sedang mereka kendarai bahkan meraka juga menggunakan mulutnya untuk mengeluarkan bunyi sebuah kendaraan, kursi dan mulut mereka dinamakan symbol.

b)      Manusia Menggunakan Simbol untuk Saling Berkomunkasi
Manusia menciptakan symbol melalui pemberian nilai atau pemaknaan terhadap sesuatu (baik berupa bunyi, kata, gerak tubuh, benda, atau hal yang lainya) yang bias dijadikan komunikasi. Komunikasi akan berjalan dengan lancar apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi menggunakan symbol yang dapat dipahami secara bersama, misalnya menggunakan bahasa yang sma-sama bias dimengerti.

c)      Manusia Berkomunikasi Melalui pengmbilan Peran (Role Taking)
Role Talking merupakan proses pengambilan peran yang mengacu pada bagimana kita melihat situasi social dari sisi orang lain dimana dari dia kita akan memperoleh respon. Di dalam proses pengambilan peran, seseorang mempertimbangkan atau mengantisipasi peran orang lain yang dianggap sesuai dengan kebutuhan, atau yang sering muncul dalam hidupnya, dikenal dengan  significant other. Contoh : Anak yang sedang menggunakan kostum dokter-dokteran maka, ia menganggap bahwa dirinya adalah seorang dokter.

d)     Masyarakat terbentuk, bertahan, dan berubah berdasarkan kemampuan manusia untuk berfikir , mendefinisikan, melakukan refleksi diri dan untuk melakukan evaluasi.
Ini semua merupakan proses interaksi social yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan manusia. Dengan kemampuan tersebut, melalui proses interaksi, manusia membentuk dan dapat merubah masyarakat.

4. Teori Pertukaran
            Teori ini melihat dunia sebagai arena pertukaran, tempat orang-orang saling bertukar ganjaran/hadiah. Apapun bentuk perilaku social tidak lepas dari soal pertukaran.

Asumsi Teori Pertukaran
  1. Manusia adalah makhluk yang rasional, dia memperhitungkan untung dan rugi.
Dalam teori ini melihat bahwa manusia terus menerus terlibat dalam memilih diantara perilaku-perilaku alternative, dengan pilihan mencerminkan  cost and reward yang diharapkan berhubungan dengan garis-garis perilaku alternative itu. Suatu tindakan dikatakan rasional apabila berdasarkan perhitungan untung rugi. Dalam suatu interaksi social seorang akan mempertimbangkan keuntungan yang besar dari pada biaya yang dikeluarkannya. Oleh karena itu semakin tinggi ganjaran (reward) yang didapatkan maka semakin sering perilaku itu akan diulang. Sebaliknya apbila semakin besar hukuman atau tinggi biaya yang didapatkan maka kemungkinan semakin kecil perilaku yang sama akan diulang.

  1. Perilaku pertukaran social terjadi apabila: (1) perilaku tersebut harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai melelui interaksi dengan orang lain dan (2) perilaku harus bertujuan untuk memperoleh srana bagi pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
c.    Transaksi-transaksi pertukaran terjadi hanya apabila pihak yang terlibat memperoleh keuntungan dari pertukaran itu.
Pertukaran social akan terjadi apabila kedua belah pihak mendapatkan keuntungan, bukan hanya salah satunya saja.

























DAFTAR PUSTAKA
---------Prof.Dr. Damstar.2009.Pengantar Sosiologi Ekonomi.Kencana Prenada Media Group: Jakarta-------------
















1 komentar:

bintang